Tuesday, January 19, 2021

Panas Banget

18 Januari 2021 | Pagi harus bangun karena tiba-tiba Reksa nangis kenceng, setelah dicek ternyata kepala dan badannya panas banget. Padahal pas sore panasnya tidak seperti itu, tapi pagi ini jam 2.00 panasnya luar biasa. Nangisnya kenceng seperti orang kesakitan, tapi ibunya malah mikir yang aneh-aneh sehingga aku jadi ikut kepikiran hal yang aneh2 berhubungan dengan goib. Sampe-sampe aku harus ngambil air wudhu serta membacakan ayat al-quran. Belum lagi aku juga berusaha memutar bacaan Al-Quran di HP. Tapi itu semua tidak ngaruh, karena memang bukan hal seperti itu yang membuat reksa nangis kesakitan. 


Akhirnya mepet shubuh  reksa udah tidak nangis tapi panasnya tidak turun, akhirnya aku kompres pake air anget dan coba mengukur suhu tubuhnya dan ternyat panas suhu tubuhnya sampe 41 derajat celcius. Padahal kalo normal panas orang dewasa aja 35 hingga 37 derajat celcius. 
Karena panas badannya tidak juga turun akhirnya hari ini rabu, 20 Januari 2021 sore kita sepakat membawa dia ke bidan. Setelah diperiksa ternyat tidak demam tapi masuk angin sehingga sakit perutnya. Sama bidan dikasih obat sirup yang mengandung paracetamol juga untuk meredakan flunya yang sejak di Malang masih meler saja. 

Malamnya, ternyata ngasih obat ke anak kecil yang masih bayi itu susah apalagi kalo obatnya berbentuk puyer yang notabene rasanya pait dan harus diminumkan dengan cara dicangak ke mulutnya. Percobaan pertama gagal dan mayoritas obatnya tumpah ke baju Reksa. Tapi percobaan berikutnya berhasil karena sudah diajari oleh Tante tetangga kos yang orangnya baik semenjak kita pindah ke kos itu. Diajari sama tante cara memberikan obat sejenis puyer kepada bayi yang masih kecil dengan cara, saat diminumkan ke mulut bayi pas obat sudah masuk maka mukanya sibayi ditiup agar obat itu ketelan. Ternyata hal itu berhasil, dan itu merupakan pengalamna pertama kalinya aku ngasih obat ke bayi berbentuk puyer dan berhasil masuk semua ke tenggorokan Reksa tanpa ada yang tumpah.

Ternyata, bayi saat merasakan kesakita dia akan menangis dengan sangat kencang dan keras. Belum lagi dia tidak mau disusui serta tidak mau digendong, mungkin karena sakit makanya dia tidak mau apapun. Namun itu membuat kami bingung yang notabene merupakan orang tua baru. Apalagi istriku yang tergolong orang yang tidak peka terhadap sesuatu serta daya dongnya rendah.

Thursday, December 24, 2020

Otw Malang

Ini adalah kali pertama Reksa naik bus, dan ini juga kali pertama Reksa mudik ke rumah Simbah di Malang.



Ternyata naik bus sekarang asik juga, mana nyaman dan tidak repot seperti dulu. Pesen tiket tinggal buka website PO busnya, atau bisa juga datang ke agen yang terdekat. Duduknya juga enak karena ada sandaran kakinya belum lagi dapat makan meskipun makannya harus ngantri dan menu makannya cuma gitu doang ditambah lagi waktu makanya cuma 30 menit jadi harus cepet2 makan biar tidak ditinggal bus. Yah meskipun sebelum berangkat seluruh penumpang dicek dulu sama kondektur busnya. 

Apalagi naik bus bawa bayi yang masih kecil umur 6 bulan, itu adalah pengalaman pertama dan spesial banget. 

Reksa bener bener tidak rewel selama naik bus, malahan dia terlihat sangat antusias dengan kondisi di dalam bus. Dia selalu melihat kanan-kiri mengamati hal baru yang baru pertama kali dia alami. Dia seneng banget berdiri di pangkuanku, kalau capek dia duduk tapi matanya selalu melihat kanan-kiri melihat sekeliling dia. Saat di jalan dia juga tidur pules di pangkuanku. Tidak nangis sama sekali, justru dia antusias dan hepi hingga sampe di Malang di rumah simbah. 

Belum lagi saat dia naik grab, dia juga tidak rewel ataupun nangis, justru dia ngoceh mungkin karena dia senang dan antusias dengan hal-hal baru yang ada di sekelilingnya.

Saturday, December 19, 2020

Yeey!! Merangkak

Akhirnya Reksa sudah bisa merangkak dengan menggunakan lutut dan tanganya. Padahal sebelum dia sakit kemarin dia hanya bisa merayap seperti seorang tentara yang sedang melalui halang rintang. Ternyata setelah sakit selam hampir 3 hari Reksa dapat bonus dari Allah langsung bisa merangkak dengan lutut dan tangannya. 



Friday, June 12, 2020

Akhirnya Lahir Juga

Akhirnya yang ditunggu-tunggu hingga lebih dari 10 bulan, atau tepatnya 10 bulan 6 hari lahir juga ke dunia ini dengan sehat wal afiat. Sungguh pengalaman yang luar biasa sebagai seorang suami dan juga baru saja menjadi seorang ayah. Penantian panjang selama 10 bulan 6 hari menjadi penantian yang sangat panjang dan cukup melelahkan serta menguras emosi. Karena semua prediksi HPL yang diberikan ungkapkan oleh bidan serta yang tertulis di hasil USG semuanya meleset jauh. Bidan memperkirakan HPL nya 6 atau 7 Juni, sedangkan hasil USG diperkirakan HPLnya adalah 24 Mei bertepatan dengan hari raya idul fitri. Namun aku sendiri berharap agar bayinya lahir tepat tanggal 31 Mei agar ulang tahunnya sama dengan tanggal kelahiranku. Tapi semua ternyata tidak sesuai dengan prediksi dan perkiraan yang diberikan. 
 
 
Bulan ke-8 dan 9 adalah waktu-waktu yang paling ditunggu-tunggu dan terasa lama sekali hingga hari lahir sang bayi ke dunia. Berbeda dengan minggu-minggu atau bulan-bulan sebelum masuk ke bulan 8 atau 9 yang mana waktu terasa biasa saja berjalan. 

Masuk bulan ke-9, berharap sang bayi mau segera lahir namun nyatanya belum juga mau lahir ke dunia. Akhirnya istriku dan aku sepakat untuk USG lagi guna mengetahui apakah air ketuban dan segala yang diperlukan sang bayi di dalam rahim masih normal dan aman. Dari hasil USG dokter bilangnya masih aman dan perkirananya minggu-minggu ini lahir. Namun bila tidak lahir juga di minggu ini maka harus di USG lagi dan akhirnya terpaksa diinduksi atapun dilakukan operasi cesar guna mengeluarkan sang bayi dari dalam rahim ibunya.


Mungkin akulah yang paling kuatir saat semua HPL telah terlewati namun bayinya belum keluar juga. Bahkan aku sampai mimpi di sampingku ada bayi kecil yang berusaha memelukku saat aku berbaring di sebelah bayi itu. 

Semua berubah jadi lega setelah akhirnya hari sabtu kira-kira pukul 6:15WIB san bayi berhasil keluar dari rahim ibunya dengan berat 3,150Kg serta panjangnya 50cm. Tangisan sang bayi membuatku begitu terpesona dan rasanya takjub serta terharu. Bayi sekecil itu berhasil bertahan hingga 10 bulan lebih di dalam rahim ibunya dengan stok ketuban yang sudah berubah warna hijau. Bayi yang kulitnya seperti orang kulit orang yang habis berendam di air dingin semuanya putih pucat. Namun seiring waktu, kulit sang bayi mulai berubah ke warna normal dan ada kemerah-merahannya. 

Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa selama menjalani masa-masa menemani istri yang hamil hingga lebih dari 10 bulan.